Cara kita mencintai anak, bukan berarti kita memberikan segala yang diminta anak, apalagi jika itu membahayakan kesehatan anak kita. Saat anak ingin banyak makan permen dan cokelat, tanda kita mencintai dia adalah memberinya secukupnya dan menahan sebagian permen yang lain untuk dimakan hari berikutnya. Kita juga perlu menegakkan disiplin pada anak untuk rutin menyikat giginya. Ini berarti kita mendidiknya untuk belajar mengontrol diri dan membiasakannya hidup sehat sejak dini.
Jika Anda tidak merasa kuat menolak permintaan anak karena melihat wajahnya yang memelas, mohon diingat, bahwa ini demi kebaikan jangka panjang anak Anda. Anda tidak mau anak sakit gigi dan memelas karena kesakitan bukan? Mencintai anak perlu disertai dengan ketegasan sikap kita pada anak, tetapi bukan dengan ancaman, menakuti-nakuti dan sejenisnya.
Tindakan menakuti anak dengan suntikan dokter, perlu diluruskan kembali. Tentu saja memerlukan waktu untuk membuat anak percaya dengan kelembutan dan kebaikan hati dokter bukan? Jika ada kesempatan waktu, bawalah anak sekadar melewati tempat praktik dokter gigi. Saya pernah melihat ada beberapa dokter gigi anak yang mengatur tempat praktiknya bernuannsa gambar anak-anak seperti di taman bermain. Mudah-mudahan ini bisa menjadi daya tarik awal bagi anak kita untuk mau mencoba pergi ke dokter gigi.
Anda juga sesekali dapat meluangkan waktu untuk bermain peran bersama anak. Ibu dan anak bergantian peran menjadi dokter dan pasien. Usahakan pengalaman ini cukup menyenangkan bagi anak. Yang perlu diingat, kita jangan membohongi anak bahwa kita pergi ke dokter gigi, anak tidak akan merasakan sakit. Kita perlu yakinkan bahwa anak kita adalah anak yang kuat, dan pemberani, sehingga sakit sedikit dan sebentar tidak apa-apa.
Ibu juga bisa menceritakan pengalaman ibu saat kecil ataupun saudara lain yang pernah sakit gigi. Ceritakan rasa cemas mama yang mungkin pernah dialami saat itu, dan tentu saja berakhir dengan happy anding. Tekankan bahwa rasa cemas yang muncul saat akan di dokter gigi, akan berubah menjadi lebih tenang. Dalam praktiknya nanti semoga ibu bisa memberi tahu dokter gigi yang bersangkutan tentang rasa takut anak terhadap dokter gigi. Minta kerja sama dengan beliau untuk memberikan rasa nyaman pada anak.
Selamat mencoba ya Bu, tetaplah memberi kasih sepanjang jalan, disertai dengan penegakkan disiplin yang bertahap.
Tips:
1. Jangan mengacuhkan rasa cemas anak, jelaskan pada anak bahwa kita mengerti rasa cemas yang dialaminya.
2. Jangan menakuti anak; sebagai penggantinya kita bisa menjelaskan pengalaman rasa takut kita pergi ke dokter gigi, yang kemudian berubah menjadi rasa senang.
3. Jangan membohongi anak bahwa anak tidak akan merasa sakit ke dokter gigi katakanlah jika anak bertanya, bahwa rasa sakit memang ada, namun hanya sebentar saja.
4. Ajak anak menemani saudara yang berani ke dokter gigi, sebagai pengalaman dan contoh bagi anak kita.
5. Membaca buku cerita bersama tentang anak yang rajin menyikat giginya dan rajin memeriksakan kesehatan gigi ke dokter.
6. Bermain perang tentang dokter gigi dan pasien
8 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar